Tentang Kami
Kami adalah lembaga pendidikan anak usia dini yang berkomitmen memberikan lingkungan belajar yang menyenangkan, islami, dan penuh kasih sayang. Dengan kurikulum yang terintegrasi, kami tidak hanya mengajarkan keterampilan akademik dasar, tetapi juga menanamkan nilai-nilai agama dan karakter mulia sejak dini.
Kami menawarkan tiga tingkatan kelas: Kelompok Bermain (KB) untuk anak usia 2-3 tahun, TK A untuk usia 4 tahun, dan TK B untuk usia 5-6 tahun. Setiap tingkat dirancang untuk mendukung perkembangan anak sesuai dengan tahap usia mereka, memberikan pondasi yang kuat untuk pendidikan lanjutan.
Nilai Inti Kami:
- Tahsin & Tahfidz: Membentuk generasi yang cinta Al-Qur'an melalui pembelajaran tahsin dan tahfidz yang menyenangkan.
- Pelajaran Adab & Imani: Menanamkan nilai-nilai karakter dan keimanan untuk mencetak anak-anak yang berbudi pekerti luhur.
- Calistung: Melatih kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sebagai bekal untuk pendidikan dasar.
Kegiatan Harian Kami:Setiap harinya, anak-anak akan mengikuti kegiatan yang terstruktur, seperti doa bersama, pembelajaran tahsin dan tahfidz, salat dhuha, kegiatan klasikal, tugas harian, hingga murojaah untuk memperkuat hafalan mereka. Kami percaya bahwa rutinitas ini membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang disiplin dan mandiri.
Fasilitas Kami: Untuk mendukung kenyamanan dan proses belajar, kami menyediakan berbagai fasilitas, seperti ruang kelas yang nyaman, perpustakaan, tempat bermain indoor dan outdoor, media pembelajaran yang modern, mainan edukatif, pendopo, gazebo, serta toilet yang ramah anak.
Misi Kami:Menciptakan generasi anak yang cerdas, berakhlak mulia, dan mencintai Al-Qur'an, dengan pendidikan yang berpusat pada tumbuh kembang anak dan penguatan nilai-nilai keislaman.
Apa Itu Metode Mukammila?
Metode Mukammila adalah metode yang disusun untuk membantu dan memudahkan pengajar (mu’allim) dan yang diajar (muta’allim) berproses menuju kemampuan membaca Al-Qur’an dengan Tartil, terutama dalam pengucapan huruf-huruf Al-Qur’an sesuai makhraj, sifat dan mustahaq-nya huruf. Metode Mukammila disusun oleh Ustadz Kholil Hasan dan Ustadz Zarkasyi Syukri Al-Hafizh beserta tim. Cetakan pertama metode ini pada tahun 2018, kemudian di lanjutkan lagi cetakan keempat pada tahun 2021. Metode ini terdiri dari 5 jilid buku dan dua kitab pendamping, yaitu do’a-do’a dan kumpulan matannya, jilid ke-5 biasa disebut dengan Wadl’un Khas. Metode ini sudah tersebar luas, dan telah di ajarkan di beberapa yayasan, Rumah Qur’an dan di beberapa instansi di Klaten.
Sejarah Penyusunan
Banyak di antara ulama yang sangat perhatian terhadap masyarakat muslim di bidang AlQur’an, sehingga banyak di antara mereka yang menyusun sebuah metodologi pembelajaran Al-Qur’an yang tujuannya untuk memudahkan masyarakat dalam hal membaca Al-Qur’an. Banyak metode yang ditawarkan di tengah-tengah masyarakat seperti metode cepat membaca Al-Qur’an. Meskipun itu banyak yang berhasil, akan tetapi banyak diantara mereka yang sudah bisa membaca tapi bacaannya belum benar.
Maka berawal dari itu semua, penulis menyusun sebuah metodologi yang di beri judul Mukammila yang di hadirkan di tengah-tengah masyarakat muslim untuk memberikan kesetaraan di bidang pendidikan Al-Qur’an sebagaimana pondok-pondok pesantren yang sifatnya formal dan bahkan Mukammila berusaha memberikan kesetaraan pembelajaran Al-Qur’an di timur tengah yaitu pembelajaran Al-Qur’an bersanad (Syahid: 2024).
Penyusun & Sanad Keilmuan
Metode ini disusun oleh Ustadz Kholil Hasan dan Ustadz Zarkasyi. Salah satu penyusunnya yaitu Ustadz Zarkasyi memiliki nama lengkap Muhammad Imam Zarkasyi lahir di Sumenep pada tanggal 3 Desember 1985. Ia memulai perjalanan pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Raudhatul Ihsan, Sumenep, Madura. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, ia melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tahfizh AlAmien Prenduan.Setelah lulus dari SMP, ia melanjutkan pendidikannya di Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) Tahfizh Al-Amien Prenduan. Kemudian meneruskan studinya di Pondok Pesantren Bustanul Huffazh, Sampang, Madura, di mana ia mendalami hafalan Al-Qur'an. Ia tidak berhenti di situ, ia melanjutkan pendidikannya di Ma'had Umar Surabaya, tempat ia memperdalam ilmu agama dan bahasa Arab. Setelah itu, ia melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di Sekolah Tinggi Ilmu Lughah (STIL) Hidayatullah, Surabaya. Selanjutnya, ia menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta sebelum akhirnya menyelesaikan pendidikan tingginya di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Melalui perjalanan panjang dan beragam ini, Muhammad Imam Zarkasyi mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya dalam berbagai disiplin ilmu, khususnya dalam bidang agama dan pendidikan (Syahid: 2024).
Karasteristik Metode
| 1. | Ciri Khas Metode |
|
Ciri Khas Metode Mukammila yaitu di susun dan di awali pembelajaran yang paling dasar tentang bab makhorijul huruf, shifatul huruf dan di setiap jilid di sertakan dalil matannya, juga disertakan gambar peraga makhorijul hurufnya sehingga santri bisa mengenali makhroj dan sifatnya serta mampu menunaikan setiap hak yang di miliki dari setiap hurufnya. Dan juga di setiap akhir pembahasan hurufnya diberikan tabel mengenai sifat-sifat apa saja yang terdapat dalam huruf tersebut agar memudahkan pelajar untuk mengingatnya. Mukammila menerapkan pembelajaran Mu'alim Muta'alim aktif. Sebelum pembelajaran diawali dari membaca beberapa do’a sebagai pengantar pembelajaran dan membaca matan sesuai dengan babnya. Dalam pembelajarannya dikelompokkan perkelas sesuai sdm Santri. Kelasnya dibagi menjadi 3 katagori, ada kelas reguler yang di dominasi oleh orang yang sudah tua yang hanya bisa membaca serta mengenali rukun ibadah sehari-hari baik do’a dan lain sebagainya. Kemudian dalam pembelajaran talaqqi ada kelas tahsin dan ada kelas pembentukan ustadz/ustadzah yang nanti di tempatkan perkampung untuk mencetak kampung-kampung Al-Qur’an guna membentuk peradaban Qur’an di tengah-tengah masyarakat (Syahid: 2024). |
|
| 2. | Metode Pembelajaran |
|
Media pembelajaran dalam Metode Mukammila terdiri dari 4 Jilid buku dan 2 buku penunjang: (Jilid 1) Berisi pengenalan huruf Hijaiyyah dan makhorijul hurufnya. (Jilid2) Huruf sambung, bacaan panjang, huruf lin, ghunnah. (Jilid 3) Berisi detail huruf yang biasa tertulis dalam Al-Qur’an, tajwid, mim sukun, dan nun sukun. (Jilid 4) Berisi tentang Kaidah Ilmu Tajwid. Dan dua buku penunjang yang biasa di sebut Wadl’un khas dan Manzhumah Matan Jazariyyah, Pada buku Wadl’un khas ini dipelajari beberapa kata atau kalimat yang memiliki kekhususan dalam penulisan dan cara membacanya dalam riwayat Imam Hafsh dari 'Ashim dari Abdullah bin Habib dari 'Utsman bin 'Affan, 'Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit dan Ubay bin Ka'ab. Kitab Mukammila itu sendiri dan juga ada kitab pendampingnya, seperti do’a pembuka serta do'a-do'a bacaan sholat. |
|
| 3. | Materi Ajar |
|
Materi yang di ajarkan dalam Metode Mukammila ini terdiri dari beberapa jilid buku. Setiap santri/pelajar di ajarkan secara bertahap sesuai jilid yang dipelajari, setelah santri menguasai 1 jilid buku, di akhir nanti akan diujikan materi yang telah di pelajari dalam jilid tersebut. Jika dianggap lulus, maka akan lanjut ke jilid selanjutnya. Jilid 1, di susun masih menggunakan huruf abjad atau belum bersambung, serta makhroj dan sifatnya di berikan keterangan dengan lengkap dan nama sifat dan pengucapannya juga di tulis dengan lengkap. Santri di bimbing untuk mengenali setiap huruf serta mampu mengucapkan setiap hurufnya sesuai makhroj dan sifatnya serta mampu menghafal dalil matannya. Jilid 2, di susun mulai huruf bersambung serta mulai dikenalkan bacaan panjang pendek yang kadarnya dua harokat penyusunan, mulai di satu kata hingga beberapa kosa kata. Jilid 3, dipelajari lebih detail huruf-huruf yang biasa tertulis dalam Al-Qur'an tapi ditiadakan bacaannya atau dianggap tidak ada. Jilid 4, dipelajari lebih detail Kaidah-kaidah Ilmu Tajwid dengan contohcontoh yang apabila diperlukan sudah disertakan nama surat, ayat dan nomor halaman sesuai Mushaf-mushaf mutakhir yang diterbitkan dengan mengacu kepada Al-Qur'an Madinah, yaitu terdiri dari 604 halaman, setiap halaman terdiri dari 15 baris, pojok kanan atas awal ayat dan pojok kiri bawah akhir ayat. Wadl’un Khas, ada 10 pokok pembahasan yang dibagi menjadi 2 Bab, yaitu Wadl'un Khas dengan tanda khusus dan Wadl'un Khas tanpa tanda khusus. Wadl'un khas dengan tanda khusus terdiri dari 4 Sub-bab yaitu, Saktah, Tanda huruf sin, Imalah Kubra, Isymam/Raum, Tashil, Naql, Shifr Mustathil (Alifat Sab'ah), Shifr Mustadir. Kemudian Wadl'un Khas tanpa tanda khusus, terdiri dari 6 Sub bab, Ada Rasm (tulisannya) tapi tidak ada bacaannya, atau tidak ada Rasm-nya tapi ada bacaannya (Syahid: 2024). |
|
| 4. | Sistem Pembelajaran |
|
Sistem pembelajaran Metode Mukammila menggunakan talaffuzhi-suku kata dengan urutan huruf hijaiyah alfabai. Pembelajarannya menggunakan irama jiharkah 4 tangga nada. Total jilid ada 4 dan 2 buku pendukung yaitu Wadl'un Khos (kaidah khusus) dan Manzhumah Matan Jazariyyah. Wadl’un Khas atau kaidah khusus ini tidak di sebut sebagai kaidah ghorib (asing) sebagaimana orang-orang menyebutnya. Mu’allim memberi contoh pengucapan dan keterangan yang diperlukan pada tiap-tiap sub bab, cara bacanya tidak perlu dieja, tetapi langsung A-I-U, BA-BI-BU dan seterusnya. Dibolehkan memakai lagu dalam lingkup nada-nada murottal, tapi jangan memaksakan irama yang dapat merubah panjang pendeknya bacaan. Jika santri/pelajar salah membaca, pengajar jangan langsung didikte, tapi ditegur saja dengan kode tertentu seperti “ISY, coba diulang” agar mereka dapat mengetahui dan menyadari kesalahannya sendiri, tapi bila tetap kesulitan barudidiktekan lagi. Bila santri/pelajar baik atau lancar bacaannya sanjunglah dia dengan memuji Allah: Subhanallah, atau do’akan dia: Barakallahu fiik. Mukammila bisa dipelajari oleh setiap kalangan dan setiap usia. Tinggal tingkat levelnya yang disesuaikan. Setiap sebelum memulai belajar, baik itu mu'allim/ah (guru) maupun muta'allim/ah (murid) bersama-sama membaca doa-doa shohih yang diajarkan oleh Islam (Syahid: 2024). |
|
| 5. | Tipologi dan Analisis Istilah Tajwid |
|
Rujukan dalam Metode Mukammila ini adalah Jazariyah. Analisis istilah tajwid pada Metode Mukammila ini di bagian makhorijul huruf urutannya berdasarkan alfabai, bukan makahriji. Pembagian makhorijul hurufnya ada 5 tempat: Al-Jauf (rongga mulut), Al-Halq (tenggorokan), Al-Lisaan (lisan/lidah), As-syafataan (dua bibir), AlKhaisyum (rongga hidung/gunnah). Pada bagian Al-jauf terdapat Alif madiyyah (dikeluarkan dari jauf dengan membuka mulut dan mengistirahatkan lisan), Waw maddiyah (dikeluarkan dari jauf dengan mendekatkan bibir atas ke bibir bawah sehingga membentuk lingkaran), dan Ya’ madiyyah (dikeluarkan dari jauf dengan menaikkan lisan Tengah dan menurunkan rahang bawah) (Hasan & Syukri, 2021:13) Huruf Musyaddad (tasydid) pada metode ini adalah setiap huruf yang bertemu tasydid harus dibaca dengan suara ditekan. Huruf Alif-Waw-Ya’ dan Lam adalah beberapa huruf yang tertulis tapi dianggap tidak ada. Pada bagian ihfa’ haqiqi terbagi menjadi 2, yaitu muroqqaq (membaca dua huruf dengan samar dan tipis) dan mufakham (membaca dua huruf dengan samar dan tebal) (Hasan & Syukri, 2021:36) Al-Muddud (bacaan Panjang) yaitu Mad Thabi’I yang dibaca Panjang 2 harakat, serta Mad Far’iy yang dibaca lebih dari 2 harakat. Pada bagian Mad Thabi’I ditandai dengan fathah bertemu alif, dhammah bertemu waw sakin, kasrah bertemu ha’sakin (Hasan & Syukri, 2021:5). Jika merujuk pada Metode Maisura, Mad Thabi’I hurufnya adalah alif setelah fathah, waw sukun setelah dhammah, dan ya’ sukun setelah kasroh (Fathoni, 2021: 63). |
Persebaran Metode
Persebaran Metode Mukammila ini sudah tersebar di berbagai kota terkusus Klaten. Mereka yang belajar Mukammila baik kelas anak maupun dewasa kurang lebih 1500 dan wilayah yang sudah masuk di area persebaran Metode Mukammila yaitu, Klaten Semarang, Bogor dan sudah ada yg membawa ke Hongkong. Metode ini juga masuk di sekolah-sekolah baik mengajar murid maupun gurunya, di Instansi-instansi seperti rumah sakit mengajar karyawan, di Masjid-Masjid dengan mengadakan diklat, serta mendirikan Rumah Qur’an di kampung-kampung dan di Klaten sudah ada 11 kampus Mukammila (Syahid: 2024).